Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

Hamdun?

Katanya, apa yang terjadi, terjadilah. Toh, semuanya sudah ditentukan oleh yang Maha Kuasa. a.k.a Pasrah . "Somehow, the best way to live is just to believe that we still live and it should go on and on"  P.S. : "Sayang, kamu bukan laki-laki, kan? Kok aku gak dapat dapat ini? Huwaaaaaaaa. Sayang, kamu yakin bukan laki-laki, kan?" Bogor, August,22,2012

Yang Memanggilku, Ibu

Dia. Yang bukan sekedar raga tapi pernah berbagi jiwa. Kini melihat dunia dengan rasa, fikir sendirinya. Bertanya, berbuat, salah dan benar ditentukan kemudian. Belajar, terjatuh, tersenyum. Ah, sayang, indahnya hidupmu. Meski keluh tetap bersarang di setiap langkahmu. Aku tahu. Kamu pasti akan selalu menjadi hebat. Karena kau tahu, Tuhan yang berencana untukmu. Bukan diriku, atau dirimu. "Ibu, sudah mengkhayalnya?" Bogor, 20 Agustus,2012.

Kegelisahan Yang Mematikan

kosong. Lalu kau sibuk mencari dan berlari padahal tak ada yang mengejarmu bahkan kau tak tahu apa yang kau kejar. Terhenti ketika lelah melanda, kemudian bingung untuk apa semua ini. Apa yang kau inginkan? Cinta? Dia telah datang padamu, berbagi setiap rindu yang ada, fantasi yang bergelora, airmata, dan segenggam harap yang kembali, menjadi, hampa. Apa yang kau inginkan? Harta? Yang kau usahakan tiap detik, otakmu berputar, apa lagi yang belum ku beli, apa lagi yang belum ku lengkapi, terus, terus, terus begitu. Kau dapatkan sudah semuanya. Dan kembali, menjadi, hampa. Tap, tap, taratatap...Itu gerakmu. Bergairah, penuh harapan, semangat membara. Semua kau sudah dapatkan. Tapi, apakah bahagia? Kurang, kurang, kurang, aku masih kurang ini dan itu, ini dan itu. Begitu terus sapda dari fikir dan nafsumu. Lalu.... Apa yang kau butuhkan sekarang? Apa? Apa? Kau tertunduk lesu. Semua inginmu sudah kau dapatkan. Semua pintamu sudah menjadi nyata. Kau diam. Kau bingung. Masih ter

Lebaran Tahun Ini

Lebaran. Idul Fitri. Ied Mubarak. 29 hari tahun ini, 2012, 1433 Hj, umat muslim Indonesia berpuasa. Dan hari yang tunggu, Idul Fitri, kembali fitrah, kembali suci, hari ini tiba. Tepat di hari minggu yang cerah, takbir berkumandang, bersahut-sahutan antara satu musholla dengan musholla lain, antara satu mesjid dengan mesjid lain. Setelah semalamnya, senandung takbir berkejar-kejaran dengan suara petasan yang memekakkan hati dan telinga. Semoga yang memasang petasan, diampuni Tuhan. Amin. (Masih kesal).  Lalu, apa sebenarnya esensi dari hari idul fitri ini? Kalau mengorek-ngorek kembali sisa ingatan akan pelajaran agama ketika masih sd dulu, hari ini adalah hari kegembiraan dimana kita telah berhasil melawan semua hawa nafsu ketika bulan Ramadhan. Perayaan akan betapa tangguhnya jiwa raga untuk menghalau segala godaan yang ada. Baik itu berupa makanan, minuman hingga pengendalian emosi (yang paling berat).  Tapi sejujurnya, buat aku pribadi, Lebaran adalah masa-masa bertemu de

Untuk Patjar Malam Ini

Inginnya sih nulis-nulis galau malam ini. Inginnya malah gak ingin menulis dikarenakan biasanya saya menulis ketika sedang jatuh cinta, patah hati, sakit hati, cemburu, kesimpulan : nulis kalau lagi sedang ingin saja ( moody-an mode on). Eh gara-gara ditagih nulis oleh sang pacar tercinta, baiklah. Aku mulai saja dengan segala kata yang ada di dada, di rasa, di pikiran ini.  Ini tampilan aku malam ini. Mohon maaf jika pandangan kami terganggu baik oleh karena terlalu cakep atau terlalu jelek ketika anda melihat foto aku. Sungguh, jika dalam penglihatan kamu, aku sedang terlalu cakep, mungkin sebaiknya kamu periksa, dompet kamu, kalau kosong, nanti tante traktir. Sip! Nah, kalau kamu melihat aku dalam keadaan jelek, yah sebaiknya banyak doa karena mungkin aku akan gentayangan malam ini di mimpi terburuk kamu. Amin! Yuks bobok yuks. Loh?! Katanya mau ngetik a.k.a nulis. Ah, siapa bilang aku mau ngetik or nulis. Aku kan cuma mau melihatkan ekspresiku malam ini karena mungkin esok

Intermezzo

Hari Minggu, Bulan puasa.  Ini entah minggu ke-berapa, puasa sudah dijalani. Waktu hanya berlalu begitu saja. Dan puasa kali ini, adalah puasa paling tak terasa. Baik datangnya hingga entah nanti perginya. Apakah sudah banyak yang hilang dari jiwa ini? Atau memang ini yang biasa dihadapi para pekerja ketika menghadapi bulan puasa? Terlebih jika bekerja di bidang jasa, yang notabene, mau tidak mau harus belajar mengalahkan apa yang disebut emosi.  Okay, hhhmmmm...sepertinya lebih banyakan emosi daripada gaknya. Walhasil puasa, cuma berasa nahan haus dan lapar saja. *sigh.  Jadi inget dulu waktu kecil (sd), kalau mau puasa tuh bahagia banget. Bukan karena nahan haus dan laparnya. Kalau puasa boleh skip bagian dua itu sih, aku pilih itu dulu. Tapi yah gak mungkinlah ya,  =======INTERMEZZOnya buat aku deg2an========= Batal gak yaa? heuehuehe... Hastagah, ya sudahlah ya...aku mau zuhur dulu. Deg2-annya gak mau berhenti.  See you!