Langsung ke konten utama

Kegelisahan Yang Mematikan

kosong.

Lalu kau sibuk mencari dan berlari padahal tak ada yang mengejarmu bahkan kau tak tahu apa yang kau kejar.
Terhenti ketika lelah melanda, kemudian bingung untuk apa semua ini.
Apa yang kau inginkan? Cinta? Dia telah datang padamu, berbagi setiap rindu yang ada, fantasi yang bergelora, airmata, dan segenggam harap yang kembali, menjadi, hampa.
Apa yang kau inginkan? Harta? Yang kau usahakan tiap detik, otakmu berputar, apa lagi yang belum ku beli, apa lagi yang belum ku lengkapi, terus, terus, terus begitu. Kau dapatkan sudah semuanya. Dan kembali, menjadi, hampa.

Tap, tap, taratatap...Itu gerakmu. Bergairah, penuh harapan, semangat membara. Semua kau sudah dapatkan. Tapi, apakah bahagia? Kurang, kurang, kurang, aku masih kurang ini dan itu, ini dan itu. Begitu terus sapda dari fikir dan nafsumu.

Lalu....

Apa yang kau butuhkan sekarang? Apa? Apa? Kau tertunduk lesu. Semua inginmu sudah kau dapatkan.
Semua pintamu sudah menjadi nyata.
Kau diam. Kau bingung. Masih terus mencoba berlari, berpadu, menentang waktu, menentang rasa terdalam di setiap benak dan hatimu. Kau ingkari hakikatmu.

Kau lumpuh meski terus tetap berjalan. Kau mati meski nafasmu terus saling berburu.

Ah, kau lupa apa yang kau butuhkan. Kau terlena.

Dan aku pun mati bersamamu, sebentar, sebentar lagi. Di perempatan itu, hidup yang bersimpang, kau akhirnya takkan dipilihkan apapun.

Aku sudah ingatkan dirimu, sayang. Aku adalah dirimu. Yang terlupakan.

#semestaadalahdirimusendiri

Bogor,20 Agustus 2012


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makan Malam Menu Terong Balado

tentang hidup. semua mengalir begitu saja hingga hari ini. hampir 3 tahun tanpa mama dan papa. mengalir begitu saja.  yang terlintas malah tentang makan malam bersama berpuluh tahun lalu. menu favoritku, terong balado, doa sebelum makan kubacakan, tentunya mama dan papa. tradisi makan malam ini entah kapan mulai tidak berjalan, sepertinya ketika papa mulai sering kerja di luar daerah, sering tidak pulang entah berapa hari kemudian. sering kutanyakan setiap kali dia telepon, kapan papa pulang? papa, selalu jadi pria pertama yang kuposesifkan bahkan hingga hari ini. yah, kurasa sejak saat itu, sejak kami pindah juga ke jalan yang baru. berjalan waktu, aku dan mama pindah terlebih dahulu ke bogor sementara papa masih jauh di sebrang pulau. setahun setelahnya baru papa bergabung bersama, namun aku sudah tenggelam dalam umur pubertas, pulang selalu malam, sibuk extrakurikuler, kemudian kuliah di luar kota, kemudian kerja di luar kota dan semakin tidak pernah ada acara makan malam itu. k...

pagi dan kebisingannya

sibuk sekali pikiran ini berlari-larian kesana kemari. penuh rasanya namun ketika dituangkan dalam tulisan, hilang. bayang-bayang masa depan kadang begitu pekat lekat, beraroma mimpi. bahwa suatu hari aku dan dirinya di suatu hunian damai di santorini. dibangunkan sinar matahari pagi yang didamba semua orang, tanpa bising kendaraan-kendaraan yang dinaiki bangsat-bangsat tak punya otak. betapa mengerikan, kan? pagi bisa menjadi racun dalam pikiran, fisik sekalian. yah, tapi apa mau dikata, jika kantongmu lebih rasional dari mimpi-mimpi bertaraf internasional. kembali menginjak tanah yang sama, yang basah oleh hujan, yang padanya pernah ada tangan-tangan hangat mencoba menanam sesuatu atau melempar apapun yang ada di genggamannya. lalu, kemana pagi-pagi santorini itu? menguap bersama asap tak berkesudahan dan kewajiban bangun pagi yang begitu menyesakkan. sampai mana akan bertahan? jika yang diharapkan hanya secangkir kopi, muka bantal, senyuman manis dan udara pagi dari laut yang membi...

review : Gundala : movie

GUNDALA the movie Once again, i was expecting nothing towards this movie. And mostly, when you expect nothing, you will find anything. Like anything. GUNDALA, i thought it just another Indonesian movie directed by Indonesian director. but it came out as one of bad ass movie by JokAn. He just did it. The color just magnificent. I thought the setting would be like an old Jakartans or any other area of Indonesia. But it is not. It is a new world with the scene of little rascals of Jakarta and any other bronx area in Indonesia which i donot know where it takes. But really, it is Gundala's world. i never seen anything like it in Indonesia. Yah gila sih Joko Anwar. Benar-benar dibawa kedunia baru yang sama sekali tidak tahu dimana tapi itu ada. Cast bejibun, buat film ini bakalan bikin lo bingung mau pilih siapa. sancaka mah biasa kecuali pas adegan dia abis mandi, buat cewek normal pasti pengen melorotin tuh handuk. untung wa gak normal. hahahaha. sebutin, ario bayu, siapa tuh adn...