Langsung ke konten utama

Long Distance Relationship

perasaan seperti ini muncul kembali. sepi. saya heran apa memang benar ada orang-orang yang bisa hidup tanpa pedamping? mungkin ada ya. tapi rata-rata, mereka menghabiskannya dalam bentuk kesibukan, kegiatan. ah, saya mengerti sekali perasaan itu sekarang. 
secara hati, saya sudah memiliki seseorang yang siap mengisi perasaan ini. tapi tanpa mengesampingkan fungsi dirinya, belakangan saya begitu gamang sekali. apakah saya benar-benar masih dibutuhkan olehnya? apakah saya ada fungsi lebih dari hanya sekedar kasih? kami memang berbeda kota. sudah beberapa kali saya mengalami hubungan seperti ini. nama kerennya, LDR (Long Distance Relationship). dan entah kenapa saya selalu merasa ada yang kurang. setiap saat saya selalu menanti balasan dari message yang saya kirimkan, yang tidak jarang hanya dibalas sesekali bahkan hanya satu baris. dulu juga begitu, ketika bersama pacar yang kedua, saya selalu ditinggalkan tidur ketika menemaninya. 
saya sudah merasa tidak nyaman dengan hubungan jarak jauh ini tapi sayang saya tidak pernah berubah. jadi pengertian dan kesabaran adalah jawaban dari semua ini. 
atau mungkin saya harus benar-benar memikirkan hal ke depan, seperti menikah dan mempunyai seseorang yang memang bisa mendampingi saya. dan bisa mengerti kapan saya butuh dia dan sebaliknya. 
atau mungkin mencari kesibukan  lain seperti bekerja. bisa jadi, atau mungkin, ada yang salah dengan diri saya? yang selalu ingin diperhatikan? dibutuhkan? 
i was so tired but imnot the one who cannot deliver the messages in a good way without hurting someone. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

move on

hi dear you, move on, we're not seventeen, miley said. mungkin sudah terlalu banyak cerita yang tidak pernah kita bagi bersama. mungkin rindu kita juga sudah tidak pernah dalam gelombang yang sama. sedih sih. tapi kita memang harus berpindah. things getting toxic now. we only hurt each other. and i just realized, there will be so much good thing come up when we are not together. amen for it. and i know, i know deeply, you will be okay without me and so will i. let our memories become memories. a good one definitely. i love you and will always be. i already forgive myself to let this thing go. let's have another good circle of life. for now and the other future if we met again. xoxo -meh-

Makan Malam Menu Terong Balado

tentang hidup. semua mengalir begitu saja hingga hari ini. hampir 3 tahun tanpa mama dan papa. mengalir begitu saja.  yang terlintas malah tentang makan malam bersama berpuluh tahun lalu. menu favoritku, terong balado, doa sebelum makan kubacakan, tentunya mama dan papa. tradisi makan malam ini entah kapan mulai tidak berjalan, sepertinya ketika papa mulai sering kerja di luar daerah, sering tidak pulang entah berapa hari kemudian. sering kutanyakan setiap kali dia telepon, kapan papa pulang? papa, selalu jadi pria pertama yang kuposesifkan bahkan hingga hari ini. yah, kurasa sejak saat itu, sejak kami pindah juga ke jalan yang baru. berjalan waktu, aku dan mama pindah terlebih dahulu ke bogor sementara papa masih jauh di sebrang pulau. setahun setelahnya baru papa bergabung bersama, namun aku sudah tenggelam dalam umur pubertas, pulang selalu malam, sibuk extrakurikuler, kemudian kuliah di luar kota, kemudian kerja di luar kota dan semakin tidak pernah ada acara makan malam itu. kalau

tentang pergi yang sepi

yang pergi dalam 2 minggu ini ada dua orang dekat yang meninggal. yang satu adik perempuan mama dan satu lagi saudara jauh yang sempat tinggal di belakang rumah. 2 tahun berturut-turut, selalu dengan kepergian orang-orang. mulai dari mama, papa, umi enong dan mamih. orang-orang berbeda. ketika sudah sedikit reda ditinggal mama disusul papa satu tahun kemudian. berlanjut 2 lagi pada tahun yang sama, seperti menarik kembali perasaan yang tentang kehilangan, kepergian dan kesepian. i am typical of person that never know how to have a good cry. i mean like channeling it into right, beautiful direction. moreover, i always pretend those grieving things never happened. perhaps, cause i used to have myself as a loner therefore this kind of feeling like so familiar. no friend to talk at home/room, only chatting via med-soc, wondering, day-dreaming, sleeping, eating, having fight with my girl and it will fulfill my day to day. Yet, there was a point, a lowest one when suicide cross my mind