Langsung ke konten utama

satu senyuman bagi masa lalu

memang tidak bisa disimpulkan saat ini karena hidup masih terus berlanjut. tapi setidaknya satu lagi rasa yang bisa dinikmati. setelah hati berdesak-desakan dengan kepentingan dan kewajiban. memiliki ternyata bukan segalanya dalam menyelesaikan masalah. bahwa melepaskan pun butuh proses yang sangat mendebarkan. telat makan, suka ngelamun, bermimpi yang terlalu jauh (walau kadang buat sebagian orang ini berhasil), mudah emosi (baca : marah), tebar pesona sana sini, mengeluarkan feromon berlebihan. semua sudah saya alami. hingga ke masa, saya bisa tertawa untuk itu semua. bisa melihat kenyataan baru karena diri juga ternyata punya arti buat dia. sementara posisi itu sudah kadaluarsa. sudah basi jika itu makanan. sudah bau bangkai karena memang sudah terkubur dengan rapi dan sebentuk nisan bertuliskan "MASA LALU".

ah, saya tak ingin berlebih menilai perasaan ini. tapi sungguh bahagia ketika akhirnya bisa tersenyum juga bagi hal baru. yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya, mampu melewati hanya dengan sebuah senyuman simpul. mengerti jika hidup adalah sebuah lingkaran. yang berputar, yang bergerak, yang mempunyai arah meski kadang terlambat kita menyadari. tapi sekali lagi, bersyukur sekali untuk rasa ini. berterimakasih kembali karena pernah di bumi.

life is happi ; mungkin suatu hari, mungkin di suatu tempat, mungkin lain kesempatan tapi semuanya hanya berawalan masa depan. titik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

move on

hi dear you, move on, we're not seventeen, miley said. mungkin sudah terlalu banyak cerita yang tidak pernah kita bagi bersama. mungkin rindu kita juga sudah tidak pernah dalam gelombang yang sama. sedih sih. tapi kita memang harus berpindah. things getting toxic now. we only hurt each other. and i just realized, there will be so much good thing come up when we are not together. amen for it. and i know, i know deeply, you will be okay without me and so will i. let our memories become memories. a good one definitely. i love you and will always be. i already forgive myself to let this thing go. let's have another good circle of life. for now and the other future if we met again. xoxo -meh-

Makan Malam Menu Terong Balado

tentang hidup. semua mengalir begitu saja hingga hari ini. hampir 3 tahun tanpa mama dan papa. mengalir begitu saja.  yang terlintas malah tentang makan malam bersama berpuluh tahun lalu. menu favoritku, terong balado, doa sebelum makan kubacakan, tentunya mama dan papa. tradisi makan malam ini entah kapan mulai tidak berjalan, sepertinya ketika papa mulai sering kerja di luar daerah, sering tidak pulang entah berapa hari kemudian. sering kutanyakan setiap kali dia telepon, kapan papa pulang? papa, selalu jadi pria pertama yang kuposesifkan bahkan hingga hari ini. yah, kurasa sejak saat itu, sejak kami pindah juga ke jalan yang baru. berjalan waktu, aku dan mama pindah terlebih dahulu ke bogor sementara papa masih jauh di sebrang pulau. setahun setelahnya baru papa bergabung bersama, namun aku sudah tenggelam dalam umur pubertas, pulang selalu malam, sibuk extrakurikuler, kemudian kuliah di luar kota, kemudian kerja di luar kota dan semakin tidak pernah ada acara makan malam itu. kalau

pagi dan kebisingannya

sibuk sekali pikiran ini berlari-larian kesana kemari. penuh rasanya namun ketika dituangkan dalam tulisan, hilang. bayang-bayang masa depan kadang begitu pekat lekat, beraroma mimpi. bahwa suatu hari aku dan dirinya di suatu hunian damai di santorini. dibangunkan sinar matahari pagi yang didamba semua orang, tanpa bising kendaraan-kendaraan yang dinaiki bangsat-bangsat tak punya otak. betapa mengerikan, kan? pagi bisa menjadi racun dalam pikiran, fisik sekalian. yah, tapi apa mau dikata, jika kantongmu lebih rasional dari mimpi-mimpi bertaraf internasional. kembali menginjak tanah yang sama, yang basah oleh hujan, yang padanya pernah ada tangan-tangan hangat mencoba menanam sesuatu atau melempar apapun yang ada di genggamannya. lalu, kemana pagi-pagi santorini itu? menguap bersama asap tak berkesudahan dan kewajiban bangun pagi yang begitu menyesakkan. sampai mana akan bertahan? jika yang diharapkan hanya secangkir kopi, muka bantal, senyuman manis dan udara pagi dari laut yang membi