Langsung ke konten utama

Tahi Lalat Berkata....

Finally...
Sudah lama tidak bersapa lewat blog. Setelah merasakan indahnya jatuh cinta dan sakitnya cinta itu benar-benar jatuh, gue memberanikan kembali menulis apa yang gue temukan saat ini. Dan stuck! Hehe. But, I keep trying.

Tadi pagi gue agak sedikit tergelitik untuk membahas satu hal ini. Kenapa? Karena apakah benar hal tersebut ikut menstimulus kejadian yang menghinggapi hidup gue 2-3 bulan belakangan ini. Jadi ada satu stasiun televisi membicarakan tentang arti tai lalat yang menempel di tubuh kita para manusia dan ini dibahas oleh seorang ahli feng shui. Sebenarnya sih, gak heboh-heboh banget. Cuma gue cukup tersentak ketika tai lalat yang dibahas sama persis dengan tai lalat yang berada di salah satu bagian tubuh gue. Yaitu, tai lalat yang menghinggapi pipi kanan tepat tegak lurus dengan bundaran hitam mata gue. Awalnya berharap yang baik dong yaa. Tapi saudara-saudara, ternyata, setelah berdoa dengan segala daya upaya, melirik kanan dan kiri (gk ngerti buat paan), gue cuma bisa lemas merintih tertatih (lebayyy..wkekeke), tai lalat itu menjawab beberapa pertanyaan gue belakangan ini. Sebentar, kok gue kyk jadi percaya hal2 kyk gini? Hemm...hehe, cuma mencoba mengkait2kan saja sih. Untuk benar atau tidaknya, saya serahkan kepada Yang Maha Kuasa yang membuat tai lalat ini ada. Jadi ada apa dibalik kisah tai lalat ini yang membuat saya menjadi blingsatan ingin segera membuangnya? En ing engggg...tai lalat ini ternyata tidak membawa keberuntungan untuk urusan percintaan gue...gyakakakaka...Cinta lagi yang dibahas! Tapi boooo...kudu concern utk hal ini. Secara salah satu yang buat hidup gue menjadi pasang dan surut. Jiah jiah...hehehe...Nah terus apa dong? Ya begini, tai lalat mengatakan kalau gue akan melihat orang yang gue sayangi bercumbu dengan orang lain tepat di hadapan gue. Dan hal itu akan membuatku menjadi orang yang mudah nangis ketika ditinggalkan oleh sang kekasih itu. Nah, apa hubungannya dengan 2-3 bulan ke belakang? Aku baru saja ditinggalkan oleh sang kekasih dan sodara-sodara, sampai saat ini, aku masih bisa menangis untuk seorang dia. Hiks hiks hiks. Jadi, menurut lo pade, apakah perlu gue operasi kecil untuk tai lalat ini? Waks! Berapa ya biayanya? Dimana? Ada ide? Kasih tau yaa...

Life is happi. Tanpa atau tidak adanya tai lalat tentunya. wkekekeke...


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

move on

hi dear you, move on, we're not seventeen, miley said. mungkin sudah terlalu banyak cerita yang tidak pernah kita bagi bersama. mungkin rindu kita juga sudah tidak pernah dalam gelombang yang sama. sedih sih. tapi kita memang harus berpindah. things getting toxic now. we only hurt each other. and i just realized, there will be so much good thing come up when we are not together. amen for it. and i know, i know deeply, you will be okay without me and so will i. let our memories become memories. a good one definitely. i love you and will always be. i already forgive myself to let this thing go. let's have another good circle of life. for now and the other future if we met again. xoxo -meh-

Makan Malam Menu Terong Balado

tentang hidup. semua mengalir begitu saja hingga hari ini. hampir 3 tahun tanpa mama dan papa. mengalir begitu saja.  yang terlintas malah tentang makan malam bersama berpuluh tahun lalu. menu favoritku, terong balado, doa sebelum makan kubacakan, tentunya mama dan papa. tradisi makan malam ini entah kapan mulai tidak berjalan, sepertinya ketika papa mulai sering kerja di luar daerah, sering tidak pulang entah berapa hari kemudian. sering kutanyakan setiap kali dia telepon, kapan papa pulang? papa, selalu jadi pria pertama yang kuposesifkan bahkan hingga hari ini. yah, kurasa sejak saat itu, sejak kami pindah juga ke jalan yang baru. berjalan waktu, aku dan mama pindah terlebih dahulu ke bogor sementara papa masih jauh di sebrang pulau. setahun setelahnya baru papa bergabung bersama, namun aku sudah tenggelam dalam umur pubertas, pulang selalu malam, sibuk extrakurikuler, kemudian kuliah di luar kota, kemudian kerja di luar kota dan semakin tidak pernah ada acara makan malam itu. kalau

tentang pergi yang sepi

yang pergi dalam 2 minggu ini ada dua orang dekat yang meninggal. yang satu adik perempuan mama dan satu lagi saudara jauh yang sempat tinggal di belakang rumah. 2 tahun berturut-turut, selalu dengan kepergian orang-orang. mulai dari mama, papa, umi enong dan mamih. orang-orang berbeda. ketika sudah sedikit reda ditinggal mama disusul papa satu tahun kemudian. berlanjut 2 lagi pada tahun yang sama, seperti menarik kembali perasaan yang tentang kehilangan, kepergian dan kesepian. i am typical of person that never know how to have a good cry. i mean like channeling it into right, beautiful direction. moreover, i always pretend those grieving things never happened. perhaps, cause i used to have myself as a loner therefore this kind of feeling like so familiar. no friend to talk at home/room, only chatting via med-soc, wondering, day-dreaming, sleeping, eating, having fight with my girl and it will fulfill my day to day. Yet, there was a point, a lowest one when suicide cross my mind