Langsung ke konten utama

Postingan

Long Distance Relationship

perasaan seperti ini muncul kembali. sepi. saya heran apa memang benar ada orang-orang yang bisa hidup tanpa pedamping? mungkin ada ya. tapi rata-rata, mereka menghabiskannya dalam bentuk kesibukan, kegiatan. ah, saya mengerti sekali perasaan itu sekarang.  secara hati, saya sudah memiliki seseorang yang siap mengisi perasaan ini. tapi tanpa mengesampingkan fungsi dirinya, belakangan saya begitu gamang sekali. apakah saya benar-benar masih dibutuhkan olehnya? apakah saya ada fungsi lebih dari hanya sekedar kasih? kami memang berbeda kota. sudah beberapa kali saya mengalami hubungan seperti ini. nama kerennya, LDR (Long Distance Relationship). dan entah kenapa saya selalu merasa ada yang kurang. setiap saat saya selalu menanti balasan dari message yang saya kirimkan, yang tidak jarang hanya dibalas sesekali bahkan hanya satu baris. dulu juga begitu, ketika bersama pacar yang kedua, saya selalu ditinggalkan tidur ketika menemaninya.  saya sudah merasa tidak nyaman dengan hu...

coz i love you

aku pernah menjadi terlalu mandiri, menjadi yang paling sok tau hingga akhirnya terperosok sendiri.  ketika aku punya kamu, aku berharap bisa bertemu teman untuk berbagi, meski hanya sekedar pertanyaan-pertanyaan sepele yang mungkin aku bisa dapatkan dengan mudah. bukan, bukan jawabannya yang aku butuh, i can find it easily, tapi aku cuma butuh bagaimana cara kamu menjawab itu semua. percakapannya yang aku butuh.  i can find easily someone whom i can talk to. but i choose you, why? simply, coz i love you.

Hamdun?

Katanya, apa yang terjadi, terjadilah. Toh, semuanya sudah ditentukan oleh yang Maha Kuasa. a.k.a Pasrah . "Somehow, the best way to live is just to believe that we still live and it should go on and on"  P.S. : "Sayang, kamu bukan laki-laki, kan? Kok aku gak dapat dapat ini? Huwaaaaaaaa. Sayang, kamu yakin bukan laki-laki, kan?" Bogor, August,22,2012

Yang Memanggilku, Ibu

Dia. Yang bukan sekedar raga tapi pernah berbagi jiwa. Kini melihat dunia dengan rasa, fikir sendirinya. Bertanya, berbuat, salah dan benar ditentukan kemudian. Belajar, terjatuh, tersenyum. Ah, sayang, indahnya hidupmu. Meski keluh tetap bersarang di setiap langkahmu. Aku tahu. Kamu pasti akan selalu menjadi hebat. Karena kau tahu, Tuhan yang berencana untukmu. Bukan diriku, atau dirimu. "Ibu, sudah mengkhayalnya?" Bogor, 20 Agustus,2012.

Kegelisahan Yang Mematikan

kosong. Lalu kau sibuk mencari dan berlari padahal tak ada yang mengejarmu bahkan kau tak tahu apa yang kau kejar. Terhenti ketika lelah melanda, kemudian bingung untuk apa semua ini. Apa yang kau inginkan? Cinta? Dia telah datang padamu, berbagi setiap rindu yang ada, fantasi yang bergelora, airmata, dan segenggam harap yang kembali, menjadi, hampa. Apa yang kau inginkan? Harta? Yang kau usahakan tiap detik, otakmu berputar, apa lagi yang belum ku beli, apa lagi yang belum ku lengkapi, terus, terus, terus begitu. Kau dapatkan sudah semuanya. Dan kembali, menjadi, hampa. Tap, tap, taratatap...Itu gerakmu. Bergairah, penuh harapan, semangat membara. Semua kau sudah dapatkan. Tapi, apakah bahagia? Kurang, kurang, kurang, aku masih kurang ini dan itu, ini dan itu. Begitu terus sapda dari fikir dan nafsumu. Lalu.... Apa yang kau butuhkan sekarang? Apa? Apa? Kau tertunduk lesu. Semua inginmu sudah kau dapatkan. Semua pintamu sudah menjadi nyata. Kau diam. Kau bingung. Masih ter...

Lebaran Tahun Ini

Lebaran. Idul Fitri. Ied Mubarak. 29 hari tahun ini, 2012, 1433 Hj, umat muslim Indonesia berpuasa. Dan hari yang tunggu, Idul Fitri, kembali fitrah, kembali suci, hari ini tiba. Tepat di hari minggu yang cerah, takbir berkumandang, bersahut-sahutan antara satu musholla dengan musholla lain, antara satu mesjid dengan mesjid lain. Setelah semalamnya, senandung takbir berkejar-kejaran dengan suara petasan yang memekakkan hati dan telinga. Semoga yang memasang petasan, diampuni Tuhan. Amin. (Masih kesal).  Lalu, apa sebenarnya esensi dari hari idul fitri ini? Kalau mengorek-ngorek kembali sisa ingatan akan pelajaran agama ketika masih sd dulu, hari ini adalah hari kegembiraan dimana kita telah berhasil melawan semua hawa nafsu ketika bulan Ramadhan. Perayaan akan betapa tangguhnya jiwa raga untuk menghalau segala godaan yang ada. Baik itu berupa makanan, minuman hingga pengendalian emosi (yang paling berat).  Tapi sejujurnya, buat aku pribadi, Lebaran adalah masa-masa b...