Langsung ke konten utama

review movie : ad astra

entah karena faktor umur atau gue emang kecapekan, gue sempet tidur 5-10 menit di setengah jam pertama. Pengen nonton karena dari trailernya menarik sih. thought would be any E.T things tapi ternyata oh ternyata ( akan spoiler) film ini cerita ttg hubungan ayah dan anak. Family matter yang bersetting luar angkasa dan bumi di kala kita udah bakalan biasa jalan2 ke bulan, kek cuma naek dari jakarta-bali. Then jalan2 lagi ke mars. Paling extrem sih emang perjalanan si bang roy yg nyampe neptunus. Nonton film ini, lo bakalan kayak masuk space aquarium dengan durasi yg lumayan buat lo ngerasa pengen balik ke bumi. Utg cuma pelem. Kalo wa di posisi bang roy sih, wa bakalan lanjut dari neptunus ke pluto ke planet selanjutnya selanjutnya dan berakhir di hatimu. Tsaeelllaahhhh sa ae, panci gosong. Hehehe. Dari segi cerita sih B aja ya. Visualnya mayanlah, soundnya mayan. Castnya, yah mas bretpit yah gitu2 ajah. and lady arwen a.k.a mbak liv tyler look older dan ya biasa2 aja. Jadi ya filmnya biasa ajah atau emang wa ngantuk. tapi di tengah film sempet mewek karena baru sadar ditinggalkan karena kematian itu adalah level ditinggalkan paling g ada tandingannya sih. Yu bakalan mewek kalo ada hal yg nyentuh2 kesitu, meskipun yey sekuat batu karang di lautan, yg akhirnya bakalan bolong juga. Aye!!! Hahahahaha. Yaudah ya...nonton gih, mumpung aku udh nonton jadi g perlu sama aku nontonya.. lahh giname?!! Heheheehe.. BHAY!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makan Malam Menu Terong Balado

tentang hidup. semua mengalir begitu saja hingga hari ini. hampir 3 tahun tanpa mama dan papa. mengalir begitu saja.  yang terlintas malah tentang makan malam bersama berpuluh tahun lalu. menu favoritku, terong balado, doa sebelum makan kubacakan, tentunya mama dan papa. tradisi makan malam ini entah kapan mulai tidak berjalan, sepertinya ketika papa mulai sering kerja di luar daerah, sering tidak pulang entah berapa hari kemudian. sering kutanyakan setiap kali dia telepon, kapan papa pulang? papa, selalu jadi pria pertama yang kuposesifkan bahkan hingga hari ini. yah, kurasa sejak saat itu, sejak kami pindah juga ke jalan yang baru. berjalan waktu, aku dan mama pindah terlebih dahulu ke bogor sementara papa masih jauh di sebrang pulau. setahun setelahnya baru papa bergabung bersama, namun aku sudah tenggelam dalam umur pubertas, pulang selalu malam, sibuk extrakurikuler, kemudian kuliah di luar kota, kemudian kerja di luar kota dan semakin tidak pernah ada acara makan malam itu. k...

pagi dan kebisingannya

sibuk sekali pikiran ini berlari-larian kesana kemari. penuh rasanya namun ketika dituangkan dalam tulisan, hilang. bayang-bayang masa depan kadang begitu pekat lekat, beraroma mimpi. bahwa suatu hari aku dan dirinya di suatu hunian damai di santorini. dibangunkan sinar matahari pagi yang didamba semua orang, tanpa bising kendaraan-kendaraan yang dinaiki bangsat-bangsat tak punya otak. betapa mengerikan, kan? pagi bisa menjadi racun dalam pikiran, fisik sekalian. yah, tapi apa mau dikata, jika kantongmu lebih rasional dari mimpi-mimpi bertaraf internasional. kembali menginjak tanah yang sama, yang basah oleh hujan, yang padanya pernah ada tangan-tangan hangat mencoba menanam sesuatu atau melempar apapun yang ada di genggamannya. lalu, kemana pagi-pagi santorini itu? menguap bersama asap tak berkesudahan dan kewajiban bangun pagi yang begitu menyesakkan. sampai mana akan bertahan? jika yang diharapkan hanya secangkir kopi, muka bantal, senyuman manis dan udara pagi dari laut yang membi...

SIAPA AKU ?

Percikan ombak mengenai mukaku dan membangunkanku sekaligus. Yang aku tahu saat ini, seluruh pakaianku basah. Pikiranku coba berkelana mengenal waktu. Sejak kapan aku terbaring di pinggir pantai ini. Setengah badanku kaki ke bawah masih terombang-ambing oleh ombak. Kucoba gerakkan  tangan agar bisa segera mengangkat tubuh ini. Kukerahkan semua tenaga yang tersisa sambil mencoba mengingat apa yang terjadi. Dengan langkah tertatih kucoba terus berjalan. Hanya debur ombak yang terdengar. Matahari terik sekali. Kuperkirakan ini sudah tengah hari dan entah sudah berapa lama aku terkapar di pinggir pantai itu. Benar-benar kucoba ingat sekali lagi, mengapa aku ada disini. Mataku terus berkeliling ke segala arah namun tak ada apapun. Hanya hamparan pinggir pantai yang luas. Ku berjalan lurus terus dari tempatku berdiri. Aku benar-benar kehilangan arah karena tak ada satupun yang bisa kutanya, dimana aku berada saat ini ? Dan, dan, oh Ya Tuhan, siapa aku ?  SIAPA AKU ?