Langsung ke konten utama

Euphoria Film Indie


Hari ini gue mendapatkan kiriman via kurir dari Bang iQbal Al Fajri, founder of Salman Films. Isi kiriman adalah berupa 2 buah film indie hasil karya anak SMU. Satu judulnya BEN dan satu lagi diberi titel GUE. ROCK! Itu kata yang terlintas di otak gue saat tone-tone gambar menggiring kontinuitas akting si pemain dalam sebuah bentuk cerita yang hidup.

2 film itu mengingatkan gue akan masa-masa penggembaraan jiwa dalam menentukan sebuah identitas diri. Euphoria film indie kala itu, sekitar tahun 2003, meninggikan semangat gue untuk ikut "nyebur" ke dalam dunia seni itu. Berharap akan menjadi seperti Riri Riza, Rudi Soejarwo, bahkan sekaliber Steven Spielberfg menyangkut sangat dalam di otak dan semangat gue. Potongan film pendek berdurasi 9 menit berjudul " Adam-X" sudah cukup menjadi bukti kecintaan gue sama dunia ini. Bertindak menjadi sutradara saat itu menjadi sangat tidak suitable sepertinya buat gue. Kenapa? Karena gue merasa pada masa pasca produksi, hasil-hasil gambar yang diambil tidak memenuhi kriteria film yang gue mau. Dan apa yang bisa gue ambil pelajarannya adalah proses produksi sebuah film bukan hanya sebuah cita-cita dari seorang sutradara saja tapi adalah sebuah perwujudan sinergi dari banyak keindahan berpikir untuk menjadi audio visual yang menginspirasi banyak orang. Inspirasi berkehidupan yang positif tentunya.

Tapi apa hendak dikata, menyerah pada nasib dan karena kurang yakin sama diri sendiri, gue memutuskan mundur.

Keputusan mundur itu ternyata membuat gue merasa benar-benar merugi. Apalagi setelah menonton 2 film itu. Entah kenapa, semangat gue untuk membuat film kembali membara! Hoh, menyesal itu belakangan ya. Tapi mudah2an masih ada kesempatan Tuhan berikan untuk gue. Semangat!

lifeishappi. Gue pengen jadi crew film maker lagiiiiii....argggghhhh!
Bang iQbal, tq buat movienya! ROCK!




Komentar

Postingan populer dari blog ini

10

sampai juga kita di diri kita yang paling ku tunggu. lingkaran itu benar-benar ada di titik kembali. 10 tahun penantian yang pas. tahun ke -10 aku mengirimkan selembar kertas berisi ucapan selamat ulang tahun bagimu. kau menerimanya tidak, sayangg? mudah-mudahan kau terima. ada gambar terkahir yang sengaja kubuatkan khusus untukmu. dan gambar tahun ini adalah sebuah pohon yang telah ranum oleh buah. siap dipetik. seperti diriku saat ini. siap bertemu denganmu. dan Tuhan mendengarkan doaku. "Flor?" sapaan yang awalnya kuanggap biasa. kupikir mungkin hanya teman lama. kurasa hanya seorang yang coba mengenalku lebih dalam. tapi ini di negeri orang lain. hanya sedikit yang mengenalku. walaupun ada beberapa hasil karyaku terpampang di pameran foto ini. tapi aku yakin tak banyak orang yang benar-benar mengenalku. kecuali orang yang tahu siapa diriku. acara belum dimulai. perkenalan peserta pameran juga belum dilaksanakan. ku kira hanya Hans, sanga ketua panitia pameran dan Rani, s...

Makan Malam Menu Terong Balado

tentang hidup. semua mengalir begitu saja hingga hari ini. hampir 3 tahun tanpa mama dan papa. mengalir begitu saja.  yang terlintas malah tentang makan malam bersama berpuluh tahun lalu. menu favoritku, terong balado, doa sebelum makan kubacakan, tentunya mama dan papa. tradisi makan malam ini entah kapan mulai tidak berjalan, sepertinya ketika papa mulai sering kerja di luar daerah, sering tidak pulang entah berapa hari kemudian. sering kutanyakan setiap kali dia telepon, kapan papa pulang? papa, selalu jadi pria pertama yang kuposesifkan bahkan hingga hari ini. yah, kurasa sejak saat itu, sejak kami pindah juga ke jalan yang baru. berjalan waktu, aku dan mama pindah terlebih dahulu ke bogor sementara papa masih jauh di sebrang pulau. setahun setelahnya baru papa bergabung bersama, namun aku sudah tenggelam dalam umur pubertas, pulang selalu malam, sibuk extrakurikuler, kemudian kuliah di luar kota, kemudian kerja di luar kota dan semakin tidak pernah ada acara makan malam itu. k...

Pengalaman Menyiram

Sudah hari senin kembali, tengah bulan, "I hate Monday", "I do love Monday". Banyak sebutannya tapi buat gue hari senin sama seperti hari-hari lainnya. I mean monday is just like sunday. Holiday. Hehe. Secara status belum berubah sejak akhir bulan Januari. Ok. Gak penting dibahas. Selain mencoreng dunia persilatan harga diri juga ikut menyesakkan dada mengingat kantong semakin menipis. Xixixi :D. Tapi setidaknya ada hal barulah yang nyangkut di otak gue. Sedikit berbau-bau filosofis bersifat empiris (berat beut!).Wkakakaa...Lanjot. Perenungan itu terjadi! Hallahh...Dimulai ketika handuk mulai melingkar di leher, kaki menuruni tangga dan mata sudah terang benderang bagaikan surga (cem tau aja surga kek apa). Terus tiba-tiba di tengah perjalanan (kesannya jauh), mama memanggil dan meminta gue untuk menyiram tanaman di beranda depan. Pekerjaan baru. Maklum, sudah berapaaa...(*thinking mode on) hari, bukan, minggu, juga tidak, bulan, boro-boro, tapi tahunan kali yaa. Se...