Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2010

10(3)

aku senang lihat senyum itu, bub. tidak ada yang lebih menyenangkan. mungkin akan menjadi citra terbaik di sepanjang memoriku tentangmu, bub. terus tersenyum ya, bub. kamu cantik kalau seperti itu. sayang sekali, aku tidak disitu ya, bub. mungkin aku juga ikut tersenyum. aku jarang tersenyum belakangan, bub. mungkin juga aku cuma diam menatapmu. bubu, menyesal memang belakangan. dan aku menyesal kehilangan senyummu, bub. jadi, tetap tersenyum ya bub. meski ada aku ada di dekatmu. i love you, bubu.

10 (2)

aku ingat ketika aku berkata tidak padahal sesungguhnya iya mengejang menuntut haknya. kuharap kau tahu, di saat itulah aku berbohong padamu, bubu. tentang perasaan mengakhiri ini semua. meradangkan memori sesuatu. * sesuatu yang pernah kuperjuangkan untuk seorang kamu, bukan kamu bubu, aku berbicara mengenai kakak kelasku, 10 tahun yang lalu. 3 tahun aku menantinya. tanpa kepastian. tanpa pernah mau tahu apa yang dia hadiahkan bagi semua ketulusan kasih sayang. yang aku sendiri tak mengerti apakah rasa kasih sayang itu. aku hanya merasa. bukan satu kesalahan kupikir. lalu, mengapa mukanya yang tak suka sering mendaratkan senyum kecut di hadapanku? anggap saja aku lelaki yang menyukaimu dan kau tak suka. ah, aku baru sadar, kau juga pasti akan memperlakukan lelaki-lelaki malang itu dengan cara seperti ini. dijauhi, dicemberuti, dikacangin semoga tidak disambali. tapi kalau begitu, analisamu mungkin bisa sampai kalau kukatakan jika perasaanku sama, sama seperti lelaki yang menyukaimu da

menunggu itu bodoh, dear

jalan. sebuah perjalanan. yang dijalankan. hidup. mengalir. terus. terus. tanpa perlu waktu. sebenarnya kita tetap ada. karena kekal adalah subjeknya. pertanyaan akan berbuah pertanyaan. jawaban bukan berhenti di sebuah persimpangan. akan terus berakar. bercabang. bifurkasi. seperti rinduku. mengalir bersama mentari yang cerahkan pagi. bersama kabut yang menghembuskan asap-asap dingin. bersama dirimu yang terus berjejak, menjejakkan harapan-harapan kosong saat ini. kosong karena matamu tak terlihat. hanya jiwa masa lalu yang terus berhantu di pelataran semua tanda tanya, pertanyaan, sedikit jawab tak mengena dan kembali, harapan-harapan kosong yang kuisi sedemikian rupa. biar tampak indah. biar menggelora. biar tak tersudut hatiku melihat kau dengan jelas sedang bercumbu mesra dengan dia yang rambutnya begitu menggoda. sungguh raga itu menipu. atau hanya kenyataan yang tak sejalan anganku. aku pikir seperti itu. tapi lebih baik tidak. pelik. harus kuciptakan duniamu dalam diriku. kita

apologize

hhhhhhmmmm... maaf, untuk rasa percaya yang pernah tersilang oleh pengkhianatan mata rasa dan segala cumbu rayu kegelisahan air mata maaf, tak tahu hatimu pernah benar-benar terluka hingga kasihku kau anggap angin tak berjiwa yang berhembus hanya sekedarnya dan hilang kemudian meninggalkan duka maaf, bagiku setulusnya separuh ruang pernah ku beri untuk kau isi dan kau hanya datang pergi meriuhkan sepi berkepanjangan maaf, pernah mencintaimu dan kembali membencimu maaf, sekali lagi untuk luka terbuka kembali olehku yang hanya ingin dicintai untuk mencintai